Pemuda merupakan salah satu asset terbesar dari suatu bangsa. Bagaimana nasib bangsa itu nantinya dapat diramalkan dari bagaimana pemuda-pemudi nya mamaknai kehidupan. Founding Father kita, Bung Karno, pernah berkata, “Beri Aku 10 Pemuda, Maka Akan Kuguncang Dunia!”. Berikut adalah
5 Pemuda yang berhasil mengguncang dunia, mengubah keterpurukan menjadi kejayaan, membangkitkan kehormatan dari kehinaan, merajut optimisme dari gelapnya pesimisme.
Mari
Pemuda Indonesia, kita satukan langkah kita demi
Aksi untuk Indonesiaku http://www.lintas.me. Buang jauh-jauh keputusasaan itu. Harapan itu masih ada. Lanjutkan lembar sejarah Pemuda itu sehingga nantinya mencatatkan nama kita diurutan enam, tujuh, delapan, Sembilan atau sepuluh sebagai Pemuda yang Mengguncang Dunia.
1. Alexander The Great
Alexander III atau yang lebih dikenal dengan nama Alexander The Great adalah pemimpin Makedonia yang berkuasa sejak 336BC. Wilayah kekuasaannya merupakan yang terluas pada saat itu. Mencakup sepertiga dunia. Melintasi benua Eropa, benua Afrika hingga benua Asia. Dari ujung laut Yunani hingga pegunungan Himalaya. Menaklukkan Yunani, Asia kecil, Utara Afrika, Babilonia bahkan sampai ke daratan India. Tanpa takut menantang Negara adikuasa kekaisaran Persia yang dipimpin oleh Raja Darius III. Yang akhirnya dihancurkannya di pertempuran Gaugemala. Hal itu ia lakukan saat usianya baru menginjak 22 tahun.
|
Alexander The Great |
Diangkat sebagai raja Makedonia di usia 20 tahun, pada masa paling kritis yang dialami bangsanya. Ayahnya, Raja Philip II, tewas dibunuh oleh kepala ajudannya sendiri. Terbunuhnya sang raja memicu pemberontakan di berbagai daerah seperti Thebes, Athena, Thessaly dan Thracian. Bangsanya diambang kehancuran dan perpecahan. Namun akhirnya Alexander The Great berhasil memadamkannya dengan cepat. Tidak berhenti sampai di sana, Ia pun memulai ekspedisi penaklukan ke Asia Kecil menghadang pasukan kekaisaran Persia yang bersiap menyerang. Kemenangan demi kemenangan didapatkannya hingga akhirnya membawanya menjadi penguasa terkuat di masanya.
Kompetensi dan kemampuannya bukanlah sesuatu yang instan. Sejak masih sangat muda Ia telah berguru dengan tokoh-tokoh tersohor di Yunani. Pada usia 13 tahun, Alexander sudah berguru dengan Aristoteles. Darisanalah Ia mempelajari kebijaksanaan seorang pemimpin. Pikirannya sudah dipenuhi visi dan mimpi besar yang akhirnya Ia wujudkan saat kesempatan itu datang.
2. Sultan Muhammad Al-Fath
Konstantinopel, Kota terbesat di masanya. Pusat dari peradaban Eropa Timur. Pintu utama perdagangan benua Eropa dan Asia. Tembok kokoh dan tebal mengelilingi setiap sisinya. Setiap pasukan yang berusaha merebut kota ini berakhir dengan kehancuran. Jangan bermimpi untuk bisa memanjat atau bahkan meruntuhkan tembok benteng legendaries ini, bisa mencakarnya saja sudah merupakan prestasi. Pertahanan kota ini sangat sempurna.
|
Muhammad Al Fatih |
Semua keangkeran dan kehebatan benteng itu akhirnya lenyap oleh seorang Pemuda. Ia memimpin pasukannya merobohkan tembok-tembok Konstantinopel untuk dapat merengsek masuk menguasai kota legendaries itu. Pemuda itu bernama Sultan Muhammad II atau lebih dikenal dengan Muhammad Al-Fath. Ia menuntaskan misi nya di usia 21 tahun dengan memimpin 200.000 pasukan dan 320 kapal perang
Kemenangan bersejarah ini menandai kebangkitan Ottoman Emipire mendobrak dominasi Romawi di Eropa Timur. Membuka pintu bagi penaklukan-penaklukan lainnya seperti Yunani, Serbia, Bosnia, Hungaria, Albania dan bahkan hampir saja mencapai Roma jika saja tidak didahului kematian Sang Penguasa.
3. Napoleon Bonaparte
Paska revolusi Perancis, Negara ini mengalami ketidakstabilan politik yang mengkuawatirkan. Beberapa Negara di sekitarnya ikut memenfaatkan situasi dengan beberapa aksi militer. Siapa sangka, Perancis berhasil mematahkan serangan-serangan tersebut bahkan menjadi penguasa tunggal di Benua Eropa. Ia menguasai hampir seluruh dataran Eropa baik dengan diplomasi maupun peperangan. Diantaranya adalah Belanda, Spanyol, Swedia , Italia , Austria dan Polandia.
|
Napoleon Bonaparte |
Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte. Namanya cukup “ear-catching”, Ia-lah The Emperor of The France. Karir militernya diawali saat Ia menamatkan pendidikan kemiliteran di usia 16 tahun dengan pangkat Letnan Dua. Terlibat dalam berbagai pertempuran selama revolusi Perancis, pangkatnya cepat menanjak menjadi Letnan Kolonel dan tidak lama kemudian menjadi Kapten saat masih usia 23 tahun, Ia pun didaulat sebagai komandan Altilery di saat usianya masih 24 tahun. Namanya melambung tinggi saat memenangkan sebuah pertempuran heroic menghadapi Inggris dan menjadikannya sebagai Jendral termuda di usia 24 tahun. Total hanya diperlukan 8 tahun baginya dari lulus akademi kemiliteran hingga akhirnya menjadi Jendral tinggi Perancis.
Di usianya yang ke-30, Ia menjabat sebagai First Consul of France. Tidak sampai 5 tahun kemudian, senat Perancis menobatkannya sebagai Kaisar Perancis.
4. Adolf Hitler
Kekalahan Jerman di Perang Dunia I menyisakan beban yang sangat berat bagi rakyat Jerman. Poin-poin perjanjian Versailes teramat mengekang kedaulatan Jerman saat itu. Tidak ada kebanggaan yang tersisa untuk dapat sekedar menegakkan kepala di sekeliling keangkuhan dunia Eropa paska Perang Dunia I. Jerman seakan sudah tamat.
|
Adolf Hitler |
Ditengah keporakporandaan kehormatan Jerman, muncullah seorang Pemuda yang kemudian menjadi pemimpin Jerman (Der Fuehrer). Orasinya mengguncang semangat patriotism rakyat Jerman. Membangkitkan kebanggaan nasionalisme yang sudah pudar. Ia berhasil menyatukan rakyat Jerman dalam satu semangat untuk bangkit. Bahkan berani mencoreng muka negara-negara yang awalnya menginjak-injak Jerman lewat perjanjian Versailes. Nama pemuda itu adalah Adolf Hitler.
Ia sudah berani ambil bagian dalam peperangan saat usianya masih 25 tahun. Selepas Perang Dunia I, tidak tahan melihat negaranya dipermalukan, ia bergabung dengan Partai Buruh Jerman dan menjadi pemimpin partai di usia 32 tahun. Tidak lama setelah itu, Ia menjadi pemimpin besar Jerman dan memulai kampanye militernya ke saentero Eropa.
5. Sudirman
Awal- awal kemerdekaan bukanlah masa yang mudah bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan usia Republik yang masih seumur jagung, potensi disintegrasi Negara masih sangat mengancam. Belum lagi penggabungan satuan-satuan tempur dari berbagai laskar dan brigade dibawah satu kesatuan Tentara Keamanan Rakyat tidaklah semudah membalikkan telapan tangan. Tentara sekutu yang ditunggangi oleh Belanda tentunya menjadi ancaman utama. Perlawanan dari Republik Indonesia mutlak diperlukan untuk menyuarakan kedaulatan negara yang masih premature itu.
|
Sudirman |
Usianya baru 29 tahun saat ditunjuk sebagai Komandan Utama Tentara Keamanan Rakyat. Belum ada satupun Jendral di Indonesia yang berhasil memecahkan rekornya sebagai Jendral besar termuda dalam sejarah. Masa lalunya yang seorang guru menjadi sebuah sisi unik dari pengabdian dan perjuangan Sudirman sebagai Tentara. Walaupun dalam kondisi sakit akbat penyakit TBC yang dideritanya, ia tetap gigih memimpin perang gerilya. Metode perang gerilya ini menjadi kunci yang menyebabkan ketidakmampuan Belanda menguasai wilayah Indonesia dalam agresi militernya, hingga akhirnya mengakui resmi kemerdekaan Indonesia di tahun 1949.
Ayo guncang dunia. Mari mengisi lembar sejarah kepemudaan dengan nama anda para pemuda Indonesia dengan
aksi untuk Indonesiaku.