Awalnya wajah Ibu muda ini masih cerah saat menyapa. Aku pun ikut tersenyum menyalaminya. Seperti biasa, si Ibu ini
pertama-tama memperkenalkan diri, menanyakan kabar dan sedikit berbasa-basi.
Namun suasana menjadi gersang saat topik pembicaraan mulai menyerempet ke inti
masalah. KOMPLEN...
Si Ibu menyerang, langsung ku tangkis. Sejenak Ia mundur mengambil ancang-ancang, sedetik kemudian hujan argumen dilayangkan. Dasar keras kepala, Aku tidak mau kalah, ngeles sana, ngeles sini. Kuputar-putar perkataannya, intinya Aku tidak salah dan Anda harus mengerti.
Kami terdiam sejenak menghela nafas. Mungkin Kami sama-sama letih berdebat. Ternyata si Ibu menyiapkan senjata rahasia para Pelanggan.
Si Ibu : "Customer adalah raja",
Saya : "Ia, anda adalah Raja, saya Dewa nya"
Si Ibu: "Kami membeli dan membayar Produk dan Jasa Anda",
Saya: "Benar, tapi Anda juga menikmati layanan Kami"
Si Ibu: "Anda kan perusahaan besar, masa sih seperti ini saja tidak bisa"
Saya: "Anda kan juga perusahaan besar, masa seperti ini saja jadi masalah"
Si Ibu: "....., %$¥&#...!!!"
Saya: "hayo.. Apa lagi"
Akhirnya.. Meeting diakhiri tanpa kesimpulan.. :))
Siapa yang menang,,?? Saya tidak tau. Tapi kalau dipikir-pikir, tujuan Saya datang ke sana untuk menenangkan dan mengkondisikan keadaan. Yang ada malah tambah panas. Weleh.. Weleh.
Mari belajar seni komunikasi..
Prinsip pertama, Apa tujuan Anda melakukan komunikasi,
Menjual..? Menawar..? Menginvestigasi..? Menekan..? Merayu..? Menenangkan..?
Jangan sampai apa yang Kita lakukan malah menjauhkan dari tujuan awal. Biasanya hal-hal seperti emosi dan terbawa perasaan yang membuat tujuan menjadi kabur. Be Calm.. Jangan terbawa untuk mengejar "kemenangan" semu.
Prinsip Kedua, Fokus pada solusi bukan pada masalah,
Daripada berfokus pada
masalah dan sibuk mencari siapa kambing hitamnya, komunikasi kita akan jauh
lebih produktif jika kita fokus pada solusi. Sebagai misal, jika kita menemui
hambatan dalam salah satu proyek yang dijalankan, maka segera kita mesti
berdiskusi mencari jalan keluar untuk mengatasi hambatan itu. Mencari
kambing hitam seringkali hanya akan membuang waktu dan melukai kerjasama. Lebih baik fokus mencari win-win solution.
Prinsip Ketiga, Respect each others
Jauhi sikap sombong, arogan, merendahkan. Hormati partner Anda. Bagi penjual janganlah meremehkan pembeli dan sebaliknya, bagi pembeli janganlah menganggap enteng penjual.
Prinsip Keempat, Positif..
Sering kali hasil meeting sudah dapat ditebak dari bagaimana Kita membawakan diri Kita. Penuh aura positif atau justru malah bergelimpangan aura negatif. Semua tampak dari pola pikir, tutur bicara, pilihan kata, body language, sampai kerlingan mata. Semuanya memancarkan aura yang Kita yakini.
Prinsip Keempat, Positif..
Sering kali hasil meeting sudah dapat ditebak dari bagaimana Kita membawakan diri Kita. Penuh aura positif atau justru malah bergelimpangan aura negatif. Semua tampak dari pola pikir, tutur bicara, pilihan kata, body language, sampai kerlingan mata. Semuanya memancarkan aura yang Kita yakini.